Minggu, 05 September 2010

Puasa Ramadhan kini telah melewati hari yang ke-26, lebaran ada di depan mata. Berdasarkan penanggalan Masehi, Hari Raya Idul Fitri 1431 H Insya Allah jatuh pada hari Jum'at tanggal 10 September 2010. Umat Islam di seluruh pelosok tanah air tinggal menunggu keputusan Kementerian Agama Republik Indonesia perihal penetapan 1 Syawal 1431 H. Bertolak dari hal tersebut, puasa Ramadhan tersisa 5 hari lagi (H-5 lebaran).


Menjelang lebaran tahun ini, seperti biasanya kesibukan dimana-mana semakin nampak. Kesibukan paling nampak ditunjukkan kaum ibu rumah tangga dan cewek. Pasar, toko dan pusat perdagangan lainnya menjadi incaran mereka. Berbagai kebutuhan rumah tangga menjadi faktor utama kehadirannya disana. Di antaranya berupa kebutuhan akan Sembilan Bahan Pokok (Sembako). Namun tidak sampai disitu saja, kebutuhan lainnya pun ikut menyertai. Semarak lebaran yang dinanti telah menyatu di hati umat Islam sejak lama.

Baju baru, nuansa baru dan hari yang baru. Pada dasarnya, hakikat lebaran tidaklah mesti dengan baju baru atau pun segalanya harus baru. Fitrah berarti kembali menjadi baru layaknya bayi baru lahir dari rahim sang ibu. Tapi sekali lagi, suasana yang semarak di hari lebaran ikut terbantu dengan hadirnya hal-hal baru dalam kehidupan tiap individu. Persiapan demi persiapan pun segera disusun sedemikian rupa. Sejak pertengahan Puasa Ramadhan, pusat pertokoan kian ramai dikunjungi pelanggan yang ingin mendapatkan baju baru. Pasar tradisional hingga pasar moderen dikunjungi demi memenuhi kebutuhan dapur.

Fenomena ini terjadi hampir di seluruh pelosok tanah air termasuk di Bonthain. Dari pantauan Tim Bonthain, Pasar Sentral Bantaeng yang berlokasi di tengah kota Bonthain semakin ramai dan penuh sesak beberapa hari terakhir. Perubahan harga pun tak lepas dari perubahan jumlah pengunjung. Secara umum harga kebutuhan rumah tangga mengalami peningkatan signifikan. Bagi pembeli, harga yang tinggi terhadap barang yang dibutuhkan tetap akan dibelinya. Hal ini dimanfaatkan para penjual dengan menaikkan harga secara sepihak. Mentega misalnya, pada salah seorang penjual dipatok dengan harga Rp 13.000,-/Kg. Sementara di penjual lainnya dipatok seharga Rp 15.000,-/Kg. Kondisi tersebut amat merugikan pembeli, sedangkan penjual diuntungkan. Hal ini terjadi karena faktor kebutuhan yang mendesak. Semuanya menjadi primer, bahkan kebutuhan sekunder atau tersier pun akan berubah menjadi primer disaat mendesak sifatnya.

Kenaikan harga ini, patutlah diketahui masyarakat sebelum beranjak ke pasar. Dengan tujuan agar calon pembeli dapat mempersiapkan anggaran yang akan dibawanya ke pasar. Dalam hal ini management keuangan harus menjadi prioritas agar kelangsungan hidup rumah tangga tetap terjaga dan stabil. Kalau hal ini diabaikan, bisa saja kebutuhan akan barang tertentu tidak terpenuhi. Sementara barang lainnya melebihi batas maksimum dari yang dibutuhkan. Olehnya itu, Tim Bonthain yang bekerja sejak awal Puasa terus mengikuti perkembangan harga di Bonthain khususnya di Pasar Sentral Bantaeng. Berikut disajikan daftar beberapa bahan keperluan paling penting menjelang Lebaran.





Semoga Price List di atas dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya masyarakat Butta Toa (Bonthain). Termasuk masyarakat tetangga yakni Butta Turatea (Jeneponto) dan Butta Panrita Lopi (Bulukumba) yang sering berbelanja di Bonthain, mengingat jaraknya dapat ditempuh hanya dalam waktu ± 30 menit perjalanan.

0 komentar:

Posting Komentar

"AMBAE" share ideas and imagination